Kita ketahui bersama bahwa ketua umum Partai Golkar saat ini adalah Airlangga Hartarto. Beliau selain sebagai ketum Golkar juga menjadi menteri di pemerintahan Jokowi. Menko Perekonomian yang salah satu tugasnya adalah menjadi motor penggerak agar RUU Omnibus Law Cipta Kerja dapat digolkan. RUU yang ditolak keras kalangan buruh karena isinya banyak mengurangi hak-hak yang diterima buruh saat ini.
Meski beda posisi, Golkar di pemerintahan dan PKS di oposisi, namun pertemuan keduanya berjalan lancar dan menarik dengan memperbincangkan isu-isu nasional.
Namun setelahnya menjadi geger. Ada media yang menulis judul besar, "Temui Airlangga, Presiden PKS Dukung Omnibus Law Cipta Kerja"
Wow!
Padahal masih hangat-hangatnya, Senin 24 Februari 2020 jam 13.00 WIB, di DPP PKS tersaji Diskusi Publik membahas RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Pembicaranya antara lain; Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar, Ketum KSPSI Andi Ghani Nuwa Wea, Presiden KSPI Said Iqbal, Rocky Gerung dan sederet aktivis buruh.
Dalam diskusi itu tercetus sikap resmi Fraksi PKS DPR RI yang disampaikan Ansory Siregar bahwa PKS akan terus berdiri bersama buruh dan rakyat Indonesia menolak isi Omnibus Law yang tidak berpihak kepada rakyat Indonesia.
Lantas kenapa pemberitaan di CNN Indonesia justru sebaliknya? Di judul besar itu seolah-olah, PKS melalui presidennya mendukung Omnibus Law?
Berhenti sejenak, menunggu beberapa waktu. Ternyata CNN Indonesia pada akhirnya mengubah judul beritanya.
Hal ini setelah PKS melayangkan protes. Akun medsos resmi PKS mengabarkan hal tersebut.
"Terimakasih '@CNNIndonesia atas koreksi terhadap berita sebelumnya tentang kunjungan PKS ke Partai Golkar," ungkap akun '@PKSejahtera.
Judul di CNN Indonesia berganti menjadi, "Temui Airlangga, Presiden PKS Beri Catatan Kritis Omnibus Law."
Tentu sangat beda jauh makna antara kata "dukung" dengan "beri catatan kritis".
Sudah memberikan catatan, kritis pula isinya. Ya kan?
Iya sih sudah diganti judul, tapi bayangkan berapa ribu bahkan ratus ribu orang yang sudah membaca judul yang pertama? Apalagi jika berita tersebut diduplikasi oleh media-media copy paste? Tentu lebih banyak lagi masyarakat yang terkecoh lalu mengumpat PKS.
Duh!
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...