GANDENKU.COM | LPDP - Untuk meningkatkan daya saing SDM
Indonesia, khususnya untuk penguasaan IPTEK yang lebih advanced, Pemerintah
berkomitmen untuk menganggarkan dana yang besar untuk bidang pendidikan. Salah
satu strategi yang ditempuh adalah dengan mengelola secara profesional sebagian
dana alokasi APBN sebagai dana abadi (endowment fund).
Sejak tahun 2012 disepakati keberadaan lembaga pengelola yang berada di bawah
Kemenkeu dalam bentuk Badan Layanan Umum, yang kemudian dikenal dengan nama
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Lembaga ini bekerja dengan landasan
dalam mengelola dana tidak boleh terjadi penurunan jumlah dana pokok.
Bahkan harus bertambah karena nilai uang yang terus menyusut, namun tetap harus
dapat memenuhi kebutuhan anggaran untuk manajemen dan pelaksanaan program.
Sehingga dalam menentukan portofolio investasi, instrumen yang dipilih hanya
surat berharga negara atau deposito.
Mencari institusi publik yang berkerja secara profesional di negara ini
tidaklah mudah. Banyak contoh berita miring terkait berbagai kasus korupsi,
layanan yang tidak prima dll. LPDP menurut saya menunjukkan hal yang sangat
berbeda. Setidaknya atas dasar dari keterlibatan saya dalam beberapa tahun terakhir.
Integritas dan profesionalisme terlihat dengan kasat mata.Tentu dengan relatif
mudanya usia organisasi ini, berbagai perbaikan terus dilakukan,. untuk selalu
menuju kesempurnaan dalam pelayanan kepada anak bangsa.
Saat ini LPDP menggunakan berbagai sumberdaya untuk mengimplementasikan
berbagai program seperti beasiswa pendidikan lanjutan ke program master dan
doktor; bantuan penyusunan thesis dan disertasi; bantuan dana riset dll.
Tim penyeleksi terdiri dari para akademisi dari berbagai perguruan tinggi di
tanah air, yang berasal dari berbagai bidang ilmu dan para psikolog. Tentunya
para penyeleksi tersebut disaring berdasarkan riwayat pendidikan dan pekerjaan.
Berdasarkan pengamatan saya, rekan-rekan yang terpilih adalahmereka yang
terbaik di institusinyamasing-masing.
Secara periodik LPDP selalu mengadakan serangkaian workshop bagi para
penyeleksi. Mulai dari teknik wawancara, probing sampai kepada aspek-aspek yang
ditonjolkan dalam memutuskan apakah kandidat layak lolos atau tidak. Kali pertamasayamenjadipeserta
workshop sayamerasabanggakarena berkumpul bersama orang-orang hebat.
Sempat meminta wefie dengan Ibu Pratiwi Sudarmono yang menjadi favorit saya
sejak lama. Kewajiban mengikuti workshop bukan hanya sekali. Setiap tahun
penyeleksi lama juga diwajibkan mengkuti karena berbagai kriteria terus
berkembang, juga metode seleksinya.
Namun kriteria utama tetap, yaitu nasionalisme dan integritas. Karena LPDP
memang dimaksudkan untuk membiayai mereka yang berprestasidanhausilmunamuntidak
mampu secara finansial; dengan syarat mereka harus mengabdi bagi negeri pasca
menimba ilmu.
Bagi anak-anak muda yang duduk di bangku sarjana, lolos seleksi LPDP adalah
mimpi besar mereka. Dua pekan lalu saya mengucapkan selamat kepada tiga alumni
yang menjadi finalis seleksi mahasiswa berprestasi di IPB dan juga juara
nasional tahun 2016; karena ketiganya lolos seleksi LPDP ke universitas
rangking atas dunia.
Meraih impian yang saya pesankan saat mereka akan berkompetisi tahun lalu.
Semisal Wageningen adalah impian mereka karena menempati posisi nomor 1 dunia
untuk bidang pertanian. Mengikuti jejak kakak kelas mereka yang juga mawapres
IPB dan nasional yang sudah lebih dahulu ke sana.
Sampai saat ini saya sangat percaya LPDP profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Tidak hanya sekali, dalam proses seleksi sering ditemukan sertifikat kemampuan
Bahasa Inggris kandidat ternyata palsu; dan teman-teman staf muda LPDP mampu
mendeteksinya. Seluruh proses wawancara direkam karena peserta yang tidak lolos
berhak tahu bila ingin bertanya di kemudian hari.
Saya pernah menangis saat melakukan seleksi di Aceh, saat mewawancara kandidat
yang mempunyai prestasi luar biasa. Bukan hanya karena sering mendengar cerita
Tsunami di masa kecil mereka. Seorang kandidat sepanjang kuliah sarjana di
Universitas Al-Azhar Kairo, meraih berbagai juara dalam kompetisi selain
akademik, mulai cerdas cermat Bahasa Arab, pidato dalam Bahasa Inggris dll.
Dengan segudang prestasi luar biasa, kandidat mempunyai satu mimpi besar ke
depan.
Awalnya saya menduga mimpinya adalah menjadi Rektor UIN di Ciputat atau Menteri
Agama. Namun justru jawabannya membuat hati saya tertohok. Karena kandidat
nantinya ingin hidup di desa, Membangun boarding school yang akan menghantarkan
anak-anak di Aceh Besar menjadi ilmuwan yang berakhlak mulia.
Sungguhmenyentuhhatisaya, pasca kami minta kandidat mengutarakan mimpinya dalam
Bahasa Arab dan Inggris. Luar biasa, mutiara terpendam di ujung barat negeri.
LPDP
memang mempunyai banyak jalur beasiswa. Saya sangat suka melakukan seleksi
beasiswa afirmasi: kandidat yang berasal dari rumah tangga miskin, alumni bidik
misi atau dari daerah 3T. Saat di Papua saya menemukan kandidat yang
menyelesiakan sarjana di OSU atas dukungan dana dari AS. Kemampuan kandidat
luar biasa (meski waktu tamat SMA kandidat mengaku tidak bisa ber-Bahasa
Inggris sama sekali).
Ada relawan yang sudah mengabdi 8 tahun di pedalaman; juga sama: berkemampuan
akademik dan bahasa asing yang luar biasa. Tentu saja peraih beasiswa LPDP
seperti Gita Gutawa atau Tasya Kamila bukan hanya artis biasa karena untuk
masuk ke universitas 10 besar dunia bukan hal yang mudah.
Oleh : Prof. Muhammad Firdaus
Guru Besar IPB
Sumber : Republika
BAGIAN 1 | BAGIAN 2 | BAGIAN 3
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...