GANDENKU.COM | Indonesia Kita - Saya tidak mengenal Idham Azis, karena saya tidak mengenal maka tangan saya mencoba untuk menelusuri jejak digital melalui google search. Ada hal yang menarik dari saat ia sedang dilakukan uji kelayakan oleh DPR sebelum akhirnya menetapkan calon tunggal Kapolri yang disodorkan Jokowi.
Yang menarik bagi saya adalah pernyatan beliau tentang Radikalisme, disaat banyak pihak yang sedang mengarahkan telunjuknya tentang radikalisme ke Islam, tapi ia justru tegas mengatakan RADIKALISME BUKAN ISLAM, sebagaimana dilansir oleh Republika Online.
Idham Azis mengatakan soal radikalisme "Radikalisme tidak bisa diidentikkan dengan Islam. Radikalisme itu kelompok atau oknum. Tidak bisa radikalisme itu membawa simbol agama," kata Idham dalam uji kelayakan tersebu seperti yang diberitakan oleh Republika, 31 Oktober 2019. (Sumber : Republika)
Hal menarik lainnya yang saya simak adalah saat Idham Azis hendak menanda tangani fakta integritas, ia menyitir sebuah catatan yang pernah ditulis BJ Habibie. Kalimatnya sederhana tapi maknanya luar biasa.
"Kepada Tuhan saya tidak akan bertanya mengapa dan bagaimana, namun jika hamba diberikan satu permohonan, maka berikan hamba petunjuk serta kekuatan untuk mengambil jalan yang benar sesuai dengan sesuai dengan kehendak-Mu," kata Idham yang diikuti dengan tepukan tangan dari para anggota Komisi III. (Sumber : Liputan6)
Bisa jadi orang akan mempersiapkan diri saat maju dalam uji kelayakan, baik kata-kata yang akan disampaikan atau catatan yang hendak disampaikan. Sebagaimana seorang Mahasiswa yang hendak di ujia dalam ujian sidang. Tapi ada satu hal yang menarik dari sini, bagaimanapun Idham Azis merupakan calon tunggal, artinya DPR hanya disodorkan satu nama tanpa punya pilihan nama lain. Secara hitung-hitungan Idham sudah lolos tanpa harus 'menyiapkan kata'.
Lalu penelusuran saya berlanjut pada cerita guru Agamanya semasa ia kecil. "Dia saya ingat murid yang patuh, rajin di kelas. Mau salah atau benar, tugas dia berusaha selesaikan dan mau belajar," kenang Fatimah, guru Agamanya semasa Idham SD.
"Tenang anaknya saat di kelas. Surat Al Fatihah, Al Ikhlas dan surat pendek lainnya cepat dia hafalkan," lanjut kata Ibu Fatimah menerangkan sosok Idham. (Sumber : Liputan 6)
Disamping itu pada tahun 2015, saat Idham memberikan semangat pada putranya yang berrhasil merebut medali Emas di Olimpiade Matematikan Nasional tingkat SMP. Ada pesan yang menarik yang disampaikan Idham kepada anaknya. "Kunci sukses adalah ketekunan dan berlatih terus menerus, serta berdoa kepada Allah dan meminta restu dari orang tua,". Kata Idham. (Sumber : Tempo)
Satu hal lagi sekaligus khabar baik untuk pelajar Masdrasah, bahwa Idham pun akan menjadikan Alumni Madrasah sebagai salah satu prioritas dalam penerimaan masuk polri (Sumber : Liputan 6)
Dari sini saya melihat bahwa Idham merupakan sosok yang senantiasa 'melibatkan' Allah dan menjadikan Agamanya sebagai pondasinya. Untuk itulah dengan ungkapan yang ia sampaikan berkaitan dengan Radikalisme yang belakang sering dituduhkan kepada ummat Islam oleh beberapa kalangan semoga menjadi angin segar bahwa saatnya STOP TUDUHAN kepada Ummat Islam.
Semoga kedepannya akan lebih baik lagi, tulisan saya boleh jadi terlalu prematur dan salah tapi HARAPAN UNTUK LEBIH BAIK pastinya harapan kita semua.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...