GANDENKU.COM | Sebuah Catatan - PKS ada di mana-mana. Ia adalah tempat yang nyaman buat arah telunjuk berlabuh. Hadir untuk melengkapi sebuah tragedi agar bisa disalahkan. Hingga nanti, seorang yang berpidato akan mengakhiri ceramahnya dengan kalimat, “Demikian yang bisa saya sampaikan. Yang benar datangnya dari Allah, kalau ada yang salah, itu karena PKS.”
Makanya pada kejadian terkini, yaitu tertangkapnya gubernur Aceh Irwandi Yusuf, harus cepat-cepat dihadirkan PKS untuk dituding sebagai biang kesalahan. Di periode keduanya, Irwandi Yusuf didukung oleh Partai Nasional Aceh (PNA), Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), serta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tapi jangan terburu-buru menyalahkan partai pengusungnya. Karena tak mungkin partai-partai itu menyetujui tindakan Irwandi. Yang harusnya disalahkan adalah PKS. Karena di periode pertama (2012-2017), partai itu ikut mendukung Irwandi.
Begitulah sunnah Faizal Assegaf yang menjadi pelopor menyalahkan PKS atas tertangkapnya gubernur Aceh.
Seorang professor yang ditugasi mengawal ideologi Pancasila dikirimi meme yang menyindir dirinya oleh seseorang. Entah siapa, tak diungkap. Dan sikap professor selanjutnya mencerminkan sila “Kemanusiaan yang ADIL dan Beradab” ketika langsung menyalahkan PKS. “Untuk mengusir nyamuk, hancurkan sarangnya,” kata professor itu.
Seorang pengajar di sekolah yang yayasannya milik tokoh kader Gerindra kedapatan memaksakan pilihan politiknya kepada seorang guru. Maka situs beritasatu tanpa tendeng aling-aling langsung sigap menyalahkan PKS.
Kalau Anda bertemu dengan seorang yang rajin sholat di masjid, berjanggut, bercelana cingkrang, suka membid’ah-bid’ahkan amalan orang lain, menganggap demonstrasi itu bid’ah dan perilaku khawarij, memvonis pemilu itu bid’ah, kalau Anda tak suka orang itu, tak perlu berpikir panjang. Langsung saja tuduh orang itu PKS.
Kalau bertemu orang yang getol ingin mendirikan khilafah, mengharamkan demokrasi, menganjurkan golput, maka segera vonis itu orang PKS.
Kalau ada orang yang getol bicara politik, kebetulan anti Jokowi, lalu orang itu tertangkap basah bicara kasar tak sopan, langsung saja bilang, “dasar PKS.” Tak perlu diselidiki dia kader mana.
Kalau ada yang kelakuan buruknya viral, pastikan dia orang PKS. Kalau ternyata bukan, selidiki apakah keluarganya ada yang PKS. Kalau bukan, selidiki apakah di kampungnya ada orang PKS. Ada atau tidak, tak penting. Pokoknya dia PKS.
Kalau di sebuah daerah prestasinya buruk, pastikan daerah itu dipimpin orang PKS, atau minimal PKS berkoalisi mendukungnya. Kalau bukan, coba lihat pemimpin di tingkat atasnya (kalau kabupaten, lihat gubernurnya), apakah dipimpin/didukung PKS? Kalau bukan, lihat pemimpin di tingkat bawahnya. Camatnya, lurahnya, RW-nya, RT-nya, apakah ada orang PKS menjabat? Ada atau tidak, tak penting. Pokoknya salah PKS.
Maka bersyukurlah Tuhan menganugerahkan PKS di negeri ini agar terang siapa yang harus disalahkan.
Oleh :
Sumber : ngelmu.co
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...