GANDENKU.COM |
Sebuah Catatan - Ramadhan telah dilewati bersama, hari raya Idul Fitri pun sudah dilaluinya. Saat masuk Ramadhan tidak sedikit ummat Islam bersuka cita menyambut bulan yang penuh berkah dan pengampunan. Sebagian masyarakat mengoptimalkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, ada yang biasanya jarang ke masjid lalu mendadak giat pergi ke masjid meskipun sebatas sholat Isya dan Tarawih semata, yang biasanya jarang sedekah banyak juga yang mendadak rajin sedekah.
Mendadak baik atau mendadak sholeh banyak yang kita jumpai selama bulan Ramadhan, hal ini tentunya wajar saja karena ummat Islam sangat berharap agar amal kebaikan yang dilakukan berbalas pahala yang Allah SWT berikan dan janjikan dengan balasan pahala yang berlipat dan hanya ada di bulan Ramadhan.
Optimalisasi amal kebaikan selama bulan Ramadhan merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat masih memiliki 'rasa takut' akan dosa-dosa yang selama ini dilakukan di bulan-bulan biasa, maka untuk meminimalisir dosa yang selama ini dilakukan memilih berbuat baik di bulan Ramadhan adalah pilihan tepat. Untuk itulah kenapa Hari Raya pasca Ramadhan bernama Idul Fitri, tujuannya adalah agar ummat Islam yang setelah menjalankan puasa Ramadhan akan kembali Fitri (suci)
Makna Idul Fitri sendiri memiliki dua makna yang berbeda diantaranya merupakan puncak dari
pelaksanaan ibadah puasa. Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan
tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang
bertaqwa. Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali
sedangkan fitri bisa berarti buka puasa untuk makan dan bisa berarti suci.
Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar (sighat
mashdar dari aftharo – yufthiru) dan berdasar hadis Rasulullah SAWyang artinya
:”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat)
pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.” Dalam Riwayat
lain: “Nabi Shallallahu alaihi wasallam Makan kurma dalam jumlah ganjil.” (HR
Bukhari).
Dengan demikian, makna Idul Fitri berdasarkan uraian di atas
adalah hari raya dimana umat Islam untuk kembali berbuka atau makan. Oleh
karena itulah salah satu sunah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri adalah
makan atau minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya
Idul Fitri 1 syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.
Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala
dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata
fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Barangsiapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena
mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq
‘alayh). Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan dengan didasari iman
dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu. (Muttafaq ‘alayh) . Dari penjelasan ini dapat disimpulkan pula
bahwa Idul Fitri bisa berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, atau
keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian (fitrah).
Jadi yang dimaksud dengan Idul Fitri dalam konteks ini
berarti kembali kepada asal kejadiannya yang suci dan mengikuti petunjuk Islam
yang benar. Bagi umat Islam yang telah lulus melaksanakan Ibadah puasa di Bulan
Ramadhan akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang
baru dilahirkan dari kandungan Ibunya. Sebagaimana Sabda Nabi SAW yang
Artinya“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci.”
Dengan memaknai hari raya Idul Fitri seyogyanya kita sebagai ummat Islam harus mampu menjaga dengan baik dan sebaik mungkin agar setiap amalan-amalan kebaikan yang pernah dilakukan selama bulan Ramadhan dapat tetap dilaksanakan meskipun Ramadhan sudah dilaluinya. Untuk itulah ummat Islam harusnya menjadikan Ramadhan sebagai sekolah kehidupan untuk menjadi baik dan terbaik pasca melewati Ramadhan.
Namun yang sangat disayangkan adalah ketika memasuki hari Raya Idul Fitri ada saja segelintir ummat Islam yang memaknainya dengan berbeda, terutama dikalangan anak-anak muda. Ada anak-anak muda yang memaknai bahwa Hari Raya merupakan saatnya melakukan 'kemaksiatan' dengan alasan yang sangat unik bahwa kemaksiatan yang dilakukan karena merasa sudah punya amal kebaikan di bulan Ramadhan.
Maka tidaklah heran jika selama bulan liburan di hari Raya (lebaran) anak-anak muda dengan asyiknya tanpa merasa sungkan untuk meminum minuman keras baik yang ori maupun oplosan, berfoya-foya di pantai, atau melakukan kegiatan yang mengarah pada kemaksiatan baik secara fisik maupun hati.
Kesalahan dalam memaknai hari raya dikalangan anak-anak muda tidak terlepas dari adanya pergaulan yang tidak terkontrol, kurangnya pemahaman agama secara baik dan benar. Kemaksiatan yang dilakukanpun tidak sedikitpula merenggut nyawa para anak muda yang menenggak minuman keras tersebut. Hal ini dapat kita saksikan di beberapa media TV tentang korban miras oplosan yang merenggut nyawa, padahal sejatinya mereka sedang merayakan hari raya Idul Fitri.
Oleh karena sebagai Ummat Islam yang telah Allah berikan akal sehat, maka seharusnya kita menjaga dengan kuat agar kebaikan selama bulan Ramadhan tidak menjadi sia-sia dengan menghindari kemaksiatan setelah Ramadhan. Semoga saja tujuan untuk kembali Fitri akan tercapai agar kembali kemaksiatan menjadi tersendat. Wallahualam. [TGA]
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...