Jadilah seperti Nabi Yusuf A.S, seorang manusia pilihan yang memiliki keyakinan yang kuat dalam membangun sebuah peradaban. Ia adalah seorang Bani Israil yang kala itu merupakan kasta kedua atau kasta yang lebih rendah dibandingkan dengan bangsa Mesir, ia juga adalah seorang Napi karena suatu sebab dan ia pula adalah seorang budak yang biasa dianggap rendah oleh para majikannya. Namun apa yang terjadi dengan hingar-bingar 'yang merendahkan' Nabi Yusuf tersebut. Justru ia mampu meyakinkan bangsa Mesir hanya dengan modal ucapan yang jujur yaitu dengan mengajak masyarakat Mesir untuk menanam Gandum selama 7 tahun, suatu waktu yang tidak sebentar melainkan waktu yang panjang dan melelahkan.
Ajakan Nabi Yusuf ini sebagaimana Allah sampaikan dalam Al Qur'an Surat Yusuf ayat 47 yang artinya : "Dia (Yusuf) berkata "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan tangkainya kecuali sedikit yang kamu makan". Ini sebuah ajakan yang sangat berat bagi siapapun dan sangat sulit untuk diterima dengan akal yang biasa-biasa saja. Bayangkan bagaimana mungkin setelah menanam justru hasilnya tidak boleh dipanen untuk dijual namun justru dibiarkan saja dalam tangkai tersebut dan hanya beberapa gandum saja untuk dimakan.
Keberhasilan Nabi Yusuf meyakinkan bangsa Mesir yang kala itu sebagai bangsa yang Superior tidak lain karena ia melandasi segala sesuatunya dengan niat dan keyakinan bahwa Allah SWT senantiasa bersamanya, dan ia senantiasa meyakini bahwa Allah tidak akan pernah diam dalam melakukan seruannya walaupun itu sangat berat dan mustahil dapat dilakukan kala itu.
Keberhasilan ini merupakan sebuah bentuk proyek yang berhasil yang telah Allah SWT gambarkan dalam Al Qur'an, ibrohnya (pelajarannya) bagi kita sebagai manusia yang hidup saat ini adalah bahwa segala sesuatu haruslah menjadikan Allah SWT di atas segalanya, jangan lemah dan takut dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan. Karena keyakinan yang kuat akan memberikan keberhasilan yang nyata dalam mengarunginya sebagaimana Nabi Yusuf yang telah membuktikannya. Maka untuk itulah dalam menghadapi keadaan dan kondisi yang kita hadapi jadilah diri kita seperti Nabi Yusuf. Wallahualam. (Ganden Arkadi/Sepenggal bekal dari hari Selasa#1)