GANDENKU.COM | Renungan - Fenomena mudik Lebaran diartikan berbagai macam mulai dari
rekreasional sampai spiritual. Sebagai environmentalis, melihat jutaan manusia
mudik, saya selalu teringat peristiwa ikan-ikan salmon mudik (salmon run) di
Bonneville Dam, Oregon, sewaktu saya belajar di Oregon State University,
Corvallis tahun 1982.
***
Musim gugur, dedaunan oak dan Canadian maple mulai berubah merah kuning di
hutan dan pinggir jalan menuju Bonneville Dam, Oregon. Dari kota kecil
Corvallis, kami meluncur di Highway 5 ke utara, kearah Portland, lalu berbelok
ke timur ke Highway 84.
Kami menyusur Columbia River Gorge yang amat indah, melewati
kota-kota kecil : Latourell, Bridal Veil, Horsetail Falls, Dodson dan berhenti
di Bonneville State Park. Kota –kota Amerika Barat itu sepi namun khas seperti
kota-kota di film cowboy. Sepanjang jalan terdengar musik country pada hampir
semua frekuensi radio mobil.
Suara Willie Nelson : “On the road again. I just can’t wait
to get on the road again. The life I love is makin’ music with my friends. And
I can’t wait to get on the road again. On the road again. Goin’ places that
I’ve never been. Seein’ things that I may never see again. And I can’t wait to
get on the road again’’
***
Kami kunjungi Bonneville Dam dan sekitarnya untuk melihat salmon mudik atau
ketika ikan –ikan salmon bermigrasi dari Lautan Pasifik melewati sungai-sungai
sekitar negara bagian Oregon, Idaho dan Washington. Dam yang dibangun tahun
1938 itu pada tahun 1993 dilengkapi dengan tangga ikan (fish ladder) untuk
memudahkan ikan-ikan salmon melompat melewati jeram.
Mereka kembali ketempat mereka lahir di hulu sungai yang
berkerikil (gravel bed) di hutan-hutan di Columbia-Snake River untuk kawin,
memijah, bertelur dan mati. Hanya sebagian kecil yang bisa kembali ke lautan
lagi untuk melanjutkan hidupnya. Setahun kemudian, ketika musim gugur tiba
(September-November) salmon akan kembali lagi. Siklus hidup mereka diatur oleh
kuasa Tuhan melalui alam dan mekanisme tubuhnya.
Inilah siklus kehidupan salmon, dimulai ketika induknya
bertelur di sungai. Setelah menetas, mereka bertahan hidup dengan kantong
nutrisi khusus (yolks) berasal dari dalam telur. Ikan salmon muda (smolts)
menghabiskan waktu sekitar satu tahun di sungai berair dingin, jernih, kaya
oksigen sebagai ikan air tawar.
Menjelang dewasa, mereka menuju lautan untuk mendapatkan
makanan yang lebih banyak dan pengalaman. Pada musim semi, jutaan ikan salmon
mulai bermigrasi ke sungai ke laut menjadi ikan air asin--suatu transformasi
fisiologis yang luarbiasa. Mekanisme genetik pada tubuhnya memungkinkan mereka
untuk pindah habitat.
Mereka hidup di lautan selama empat sampai delapan tahun,
sampai alam memanggil untuk memulai perjalanan berat penuh bahaya dan
rintangan. Ikan ikan luarbiasa itu berduyun duyun mudik kembali ke tempat
mereka lahir, menjadi ikan air tawar lagi. Ya, mudik !
Bagaimana jutaan ikan ikan ini melacak tempat lahir mereka
kembali ? Salmon dilengkapi dengan beberapa alat navigasi untuk pulang ke rumah
mereka. Sains menemukan bintik magnit (magnetit) dalam kepala salmon untuk
melacak muara sungai tempat mereka lahir.
Setelah mencapai muara, salmon kemudian menggunakan daya
penciuman yang amat tajam untuk membaui air sungai tempat menetas. Ikan salmon
dapat mencium bau setetes air sungai asal dalam sejuta galon air laut !
Bau sungai itu telah tercetak (imprinted) dalam mekanisme.
tubuh saat menetas. Kelompok salmon dari satu tempat pemijahan juga tidak akan
tercampur dengan lainnya, lantaran bau pheromones atau zat kimia yang khas
dipunyai oleh saudara-saudaranya.
***
Hari itu di Bonneville Dam, kami lihat ikan-ikan luarbiasa itu berlompatan
melalui tangga ikan. Tubuh mereka liat kuat, sepanjang hampir 1 meter seberat
30 kg, berwarna agak kemerahan karena perubahan hormonal. Tangga itu semacam
jalan tol untuk ikan yang dibangun pemerintah Oregon.Ikan salmon tak membayar
untuk memakainya. Gratis.
Kemampuan mereka melompati jeram amat luar biasa. Seekor
salmon bisa melompat setinggi 3 m. Mereka melompat lompat secara bertahap
sampai setinggi 1500 m dari muara ke sungai asalnya, bahkan setelah perjalanan
yang amat panjang. Ikan salmon jenis Chinook dan Sock Eye di Oregon berenang
sejauh 1400 km dari laut lepas ke muara sungai Columbia-Snake.
Perjalanan mudik itu amat melelahkan, mereka harus melewati
jeram arus deras, air terjun, bebatuan, menghindari terkaman beruang grizzly,
gigitan lingsang (otter), berang berang (beaver) atau sambaran elang. Tujuan
hanya satu : melawan semua tantangan untuk kembali ke asal. Selama perjalanan
yang bisa memakan waktu satu sampai dua bulan, mereka tidak makan—berpuasa. Ya
berpuasa, cuma minum air sungai.
Tangga ikan yang kami lihat di Bonnevile Dam mempermudah
migrasi agar salmon tidak terlalu lelah dan menyimpan enerji untuk kawin
(memijah). Dalam perjalanan mudik, banyak ikan-ikan mati sepanjang sungai di
Oregon. Inilah yang sering disebut sebagai jalan kematian atau “death route”.
***
Namun kematian ikan-ikan itu tidak sia-sia. Di Amerika Barat Laut : Oregon,
Idaho, dan Washington , ikan salmon adalah spesies kunci (key species) yang
manfaatnya terhadap kehidupan lain dalam ekosistem lebih besar daripada
biomassa mereka.
Kematian salmon dan bangkainya yang terurai mereka
menyumbangkan nutrisi pada alam : nitrogen, sulfur, karbon, fosfor dan mineral
yang mereka serap kedalam tubuh mereka di lautan akan ditransfer laut ke satwa
liar daratan seperti lingsang, berang berang, beruang dan burung elang;!juga
pada spesies dan organisme yang hidup di sungai serta ditepi sungai.
Semua mineral ini akan memperkaya kualitas air sungai yang
kemudian memberi makan dan kekuatan pada ikan-ikan salmon generasi berikutnya,
anak cucu mereka.
Diantara kuliah Fishery Economics di Oregon State
University, dosen kami, Prof. Rettig bercerita : “ Perjalanan salmon dari
lautan kembali ke tempat asal mengajari manusia tentang hidup, tujuan, dan
upaya mengatasi rintangan. Perjalanan mudik ikan-ikan itu merangkum konsep :
strength, purposefulness, and regeneration of life.
Hari itu, kami beruntung menyaksikan peristiwa salmon mudik.
Sebelum pulang ke Corvallis, kami berhenti disebuah resto yang menyediakan
steik salmon. Di resto itu, kehilangan selera makan ikan salmon, saya pesan hot
dog dengan sosis panggang Jerman(bratwurst), yang entah apa isinya, kentang
goreng dan Budweiser Light.
Poke Asril Darussamin Joe Garrison Dan Bowman Erina Azis
Rizal Malik
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...