ASA |
Selembar Catatan - Setidaknya ada beberapa yang sempat dibaca ditengah wabah saat ini. Beritanya tentang orang-orang yang begitu sulitnya mendapatkan nafkah, bahkan untuk sekedar makanpun kesulitan.
Berita pertama yang bersumber dari media online, kisah ibu yang meninggal dunia di Kota Serang, pasalnya karena ia selama dua hari tidak makan hanya minum air (menurut isi beritanya)
Berita kedua saya baca di media online, kejadiannya di Cirebon. Dalam berita tersebut diceritakan bahwa seorang Tukang Becak pingsan yang awalnya dikira Corona, ternyata karena Kelaparan.
Berita ketiga saat melintas di beranda Facebook, seorang aktifis sosial menceritakan kisah sopir grab car yang lahap menikmati makan nasi kotak pemberian orang meskipun rasanya sudah "berubah" karena ia merasa belum makan nasi semalaman.
Berita ketiga ini sebagaimana diceritakan oleh Sri Suharni Maks dalam berandanya. Ini ceritanya :
"Sopir grab car cerita : Dua hari lalu ada yg bagi-bagi nasi. Saya cicipin rasanya udah beda. Tapi temen saya makan dgn lahap. Katanya, yang penting ke isi nasi perutnya. Udah sejak semalam gak makan 🥺"
Saya yakin masih banyak cerita miris lainnya, termasuk keluhan yang datang pada kita. Tentang ia dan keluarganya belum masak karena tidak ada yang bisa dimasak, sedangkan bantuan terkadang tidak menjangkaunya. Banyak cerita "gelap" pak RT dalam membagikan paket bantuan terkadang ia hanya mementingkan koleganya meskipun yang diberikan masih sanggup membeli.
Ada kisah yang saya dengar langsung di satu tempat, seorang RT membagikan paket bantuanya dengan bergaya teriak tidak menggunakan data.
"Hey lu mau bantuan paket gak, sini ktp elu" teriak RT kepada orang yang dikenalnya. Miris jika pola membagikan tanpa data, mungkin bisa jadi benar yang diteriaki emang layak tapi bisa juga salah karena datanya tidak jelas.
Kondisi saat ini memang sangat mempriahatinkan, diperlukan kepekaan mata dan telinga untuk melihat serta mendengar. Dan yang paling penting lainnya adalah adanya kepekaan hati nurani kita untuk tergerak memberikan bantuan. Bisa jadi ada orang yang susah tapi ia enggan menunjukan dirinya susah, ia menjaga "izzah" nya dan ia bertahan dengan kesabarannya.
Memberikan bantuan tidak harus banyak dan besar jika belum sanggup, berikan semampu yang kita punya dan bisa. Jika kita belum bisa, carikan kepada kolega-kolega kita para donatur untuk memberikan bantuan pada pihak yang membutuhkan. Insya Allah sekecil apapun yang kita lakukan untuk membantu, ia akan menjadi ladang amal kebaikan buat kita semua.
Foto dibawah ini merupakan beberapa upaya dari sahabat-sahabat pemuda dan remaja masjid yang bergerak untuk membantu masyarakat terdampak, yuk kita dukung mereka. Bantu mereka agar lebih meluas jangkauannya. Yang mau bantu silahkan japri ke 08778 2050 919
Jakarta, 26 April 2020
Hari Ke-3 Ramadhan
TGA
#RamadhanDay
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...