GANDENKU.COM |
KisMah - Suatu ketika seekor ular tersesat disebuah gudang kayu diperkampungan desa, didalam gudang kayu yang banyak sekali berbagai barang furniture dan peralatan lain beserta kayu-kayu sebagai bahan baku maupun perkakas untuk membuat barang yang akan di olahnya.
Salah satu barang yang ada di dalam gudang adalah gergaji sebuah alat untuk memotong kayu. Ular yang tersesat sedikit panik dan serba waspada maklum sifat ular begitu sensitif terhadap keadaan sekitarnya. Saat melintasi tempat yang berisi perkakas dan tergeletak gergaji disana, sang ular dengan sigap mangangkat badannya bersiap untuk menyerang dengan cara mematuknya.
Ular yang siap mematuk ini tidak lebih dikarenakan ular tersebut merasa terganggu dengan gesekan gergaji yang mengenai bagian tubuhnya meskipun ular tersebut tidak terluka, alhasil ular yang siap memangsa ini selanjutnya mematukan patukannya ke arah gergaji berkali-kali, semakin dipatuk dengan patukan semakin merasa kesakitan dan semakin kuat amarah yang dihasilkannya.
Sudah lama patukannya diserangkan namun gergaji tersebut belum juga menyerah pikir ular yang sedang emosi teramat tinggi, lalu tanpa berpikir panjang lagi ular tersebut menyergap gergaji untuk meremukan dengan tubuhnya yang kokoh dan kuat,usai melilit seluruh gergaji tersebut ularpun menekannya sekuat-kuatnya semakin ditekan semakin terluka dan terus berulang hal tersebut dilakukan hingga akhirnya ularnya tewas seketika.
Begitulah ular yang sedang marah, merasa hebat dan kuat bisa melumat setiap musuh yang dihadapinya namun akhirnya tak berdaya karena disebabkan oleh kemarahannya sendiri. Kisah ini menunjukkan di saat kita marah, kerapkali kita ingin melukai orang lain. Tapi, sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai
adalah diri kita sendiri.
Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah
adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari. Untuk itu, mari bersama belajar untuk tidak marah
(atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin
kita alami. Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
Melainkan hanya akan melahirkan kerugian semata.[TGA]