GANDEHNKU.COM | Indonesiaku – Hiruk pikuk yang berkaitan
dengan masalah beras yang telah dilakukan penggerebekan oleh pihak Kepolisian
dan Kementan di Bekasi akhirnya menuai kontroversi, beberapa kontroversi yang
ramai di bahas adalah adanya keanehan-keanehan dalam memberikan alasan
penggerebekan. Salah satunya berkaitan kerugian negara yang konon dikatakan
triliunan, padahal secara hitungan dengan asumsi jumlah yang disampaikan tidak
sampai ratusan milyar.
Hal lain yang menjadi keanehan adalah berkaitan dengan harga
pembelian gabah kepada petani yang lebih tinggi dibanding produsen beras
lainnya yang dijadikan persoalan, padahal hal ini justru mensejahterakan
petani. Hiruk-pikuk ini akhirnya bukan hanya ramai dibincangkan oleh para
netizen, melainkan menjadi sorotan khusus mantan menteri pertanian di era SBY
yang berhasil mengembalikan swasembada Anton Apriyantono. Berikut tulisannya
yang beredar di media sosial :
1. Itu fitnah besar, sebentar saya kirim beberapa yang sudah
saya tulis
2. Varietas IR 64 itu varietas lama yang sudah digantikan dengan varietas yang lebih baru yaitu Ciherang kemudian diganti lagi dengan Inpari,
jadi di lapangan IR 64 itu sudah tidak banyak lagi. Selain itu, tidak ada yang
namanya beras IR 64 yang disubsidi, ini sebuah kebohongan publik yang luar
biasa. Yang ada adalah beras raskin, subsidi bukan pada berasnya tapi pada
pembeliannya, beras raskin tidak dijual bebas, hanya untuk konsumen miskin
3. Di dunia perdagangan beras dikenal itu namanya beras
medium dan beras premium, SNI untuk kualitas beras juga ada, yang diproduksi
TPS sudah sesuai SNI untuk kualitas atas
4. Kalau dibilang negara dirugikan, dirugikan dimananya?
Apalagi sampai bilang ratusan trilyun, lha wong omzet beras TPS saja hanya 4 T
per tahun, lagi-lagi kapolri melakukan kebohongan publik. Apa gak takut azab
akherat ya?
5. Mengenai tuduhan menjual diatas HET, ini tidak bijak
karena:
A. SK mendag mengenai HET beras baru ditandatangani dan
berlaku 18 Juli, sementra itu tanggal 20 juli sdh diterapkan ke Pt IBu saja,
tdk kepada yg lain dan tidak diberikan waktu utk melakukan penyesuaian
B. HET 9000 itu terlalu rendah karena harga rata2 beras saja
sudah diatas 10 ribu, perlu dievaluasi lagi, selain itu tetap harus dibedakan
antara beras medium dan beras premium karena kualitasnya berbeda
6. Mengenai kandungan gizi, ada ketidakpahaman membedakan
antara kandungan gizi dengan angka kecukupan gizi
7. Satu lagi, pemberitaan menyimpan 3 juta ton beras atau
membeli beras 3 juta ton beras, itu jelas ngawur karena kapasitas terpasang
seluruh pabrik TPS hanya 800 ribu ton
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...