ASA |
Selembar Catatan - Jumat tadi saya berkesempatan Shalat Jumat di Salah satu Masjid sekitar Senen. Jamaah sudah memenuhi dalam masjid dan halaman masjid yang sudah di pasang tenda. Shalat di sini karena kebetulan lagi diperjalanan bareng si BEJO TOP.
Khutbah jumat temanya seputar takdir dan segala yang terjadi karena ketetapan Allah yang sudah mengaturnya. Sang khatib mencontohkan pesawat yang bisa terbang bukan semata-mata kehebatan manusia yang mampu dengan teknologinya melainkan Allah yang telah mampu mengendalikan tekanan angin yang tetap stabil sehingga pesawat tetap berada nyaman terbang.
Begitu juga halnya dengan Kapal Laut yang bisa berlayar di lautan luas, bukan semata-mata karena teknologi yang hebat yang bisa menggerakan kapal berlayar melainkan tetap karena kuasa Allah SWT yang mampu mengendalikan angin dan lautan. Semua yang terjadi di muka bumi ini semuanya tidak terlepas dari kuasa Allah.
Dua hal ini yang saya ingat dipenghujung khutbah jumat disampaikan sang khatib, dan tiba saatnya sang khatib membacakan doa, dua doa yang jadi pamungkas dibacakan khatib membuat sebagian jamaah menangis karena doanya. Kedua doa yang dilantunkan sang khatib diantaranya berdoa semoga Ummat Islam Bersatu menghadapi rongrongan yang sedang berupaya menghilangkan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Ketuhanan yang Berkebudayaan.
"Ya Allah satukanlah Ummat Islam untuk melawan mereka yang berupaya menghilangkan Ketuhanan Yang Maha Esa" doanya yang diaminkan jamaah dan tidak sedikit jamaah menangis saat mengaminkan. Doa kedua yang disampaikan adalah permohonan agar wabah corona segera sirna dan dalam doanya tersebut sang Khatib mengangkat kerinduan Ramadhan yang tidak tarawih berjamaah di Masjid dan Shalat Idul Fitri di Masjid serta kerinduan saling bersilaturahim yang menjadi terbatas karena wabah corona.
Tangis jamaah terdengar banyak yang terisak saat khatib membaca doa tersebut dan tetiba saja hujan mengguyur tanah, lokasi sekitar masjid diguyur hujan teramat deras. Hujan pun terus turun sampai kami selesaikan shalat jumat berjamaah, ada beberapa jamaah tetap shalat diluar ditengah hujan deras. Badan dan sajadahnya basah kuyup karena hujan deras. Hal ini mengingatkan saya dengan Aksi Bela Islam 212 persis saat Almarhum Ustadz Arifin Ilham berdoa hujan turun deras jamaah tidak sedikitpun beranjak.
Hujan deras yang mengguyur masjid dan sekelilingnya menambah kekhusyuan kami shalat jumat berjamaah, terlebih bacaan sang Imam menggetarkan kalbu dengan beberapa ayat pada surat Al Baqarahnya. Uniknya, usai salam kedua yang menandakan shalat jumat berjamaah selesai hujanpun berhenti dan benar-benar berhenti total sehingga jamaah bisa langsung meninggalkan masjid.
Masya Allah, sepanjang perjalanan pulang saya berfikir dan berharap semoga itu sebagai tanda bahwa doa yang disampaikan khatib dan doa-doa yang ada dalam ayat-ayat yang dibaca Imam shalat jumat segera Allah Kabulkan, sehingga wabah corona segera sirna, dan ummat Islam segera Allah berikan kekuatan untuk bersatu. Dan sayapun merinding merasakan shalat jumat hari ini di masjid tersebut. Wallahualam.
3 Hari Jelang Syawal Berakhir
Jakarta, 19 Juni 2020
TGA
#KisahSyawal
#TeruslahBerbuatKebaikan
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih telah bersilaturahim di blog kami...